Blognya Tedy Tirtawidjaja

Kumpulan tulisan dan curahan pikiran saya yang bodoh ini

Friday, September 14, 2007

Pindah

Kelupaan ternyata saya punya blog di Blogger :D

Sekarang saya menulis di sini. Resmi pindahan blog sejak lebih dari sebulan yang lalu.

Thursday, May 3, 2007

Webnya Langit Kresna Hariadi

Selamat untuk Mas Langit Kresna Hariadi (penulis novel Gajah Mada) yang sudah punya website sendiri :

http://www.langitkresnahariadi.com/
Semoga bisa dikembangan dengan menarik websitenya. Ditunggu juga novel terbarunya.

Install TeXLive 2007 Di Ubuntu

Menyambung tulisan saya sebelumnya, TeXLive Di Linux, tadi saya mengulang instalasi LaTeX kali ini dengan menggunakan installer TeXLive 2007. Besar file instalasinya adalah 1.8GB (bisa diburn ke dalam DVD). File ini berbentuk file *.iso. Anda bisa memperoleh file image DVD instalasinya di websitenya TeXLive. Di sana Anda bisa mengambil file image yang sudah dikompres menjadi sebesar 930MB.

Langkah-langkah instalasinya adalah seperti berikut ini :

  1. Ekstrak terlebih dulu file texlive-live.iso.zip yang sebesar 930MB untuk mendapatkan file image yang besarnya kira-kira 1,8GB.
  2. Mount file image TeXLive tersebut dengan perintah :
    $ sudo mount -o loop /home/texlive-live.iso /mnt
  3. Contoh di atas ditulis dengan asumsi file image TeXLive berada di direktori /home dan akan dimuat ke direktori /mnt/li>
  4. Masuk ke direktori tempat image tersebut dimuat dengan perintah :
    $ cd /mnt
  5. Untuk membuka program penginstal gunakan perintah :
    $ sh ./install-tl.sh
    Tampilan yang akan muncul sama seperti gambar pada tulisan saya sebelumnya; lihat di sini.
  6. Biarkan setting yang sudah ada, lalu ketik I lalu tekan Enter untuk memulai proses instalasi lengkap TeXLive ke dalam komputer. Dalam kasus saya tadi, saya mengganti direktori instalasinya ke /home/tedy. Untuk mengganti terlebih dulu direktori instalasi, ketik D lalu Enter, ketik 1 lalu Enter, masukkan alamat direktorinya.
  7. Setelah proses instalasi selesai, langkah berikutnya adalah mengatur PATH. Perintahnya adalah seperti ini :
    $ PATH=/home/tedy/texlive/2007/bin/i386-linux:$path
    $ export PATH
  8. Untuk memeriksa apakah Linux sudah menggunakan LaTeX yang berasal dari TeXLive, gunakan perintah ini :
    $ which latex
Proses instalasi sudah selesai, TeXLive sekarang bisa dijalankan dari terminal. Tinggal memilih text editor khusus LaTeX semacam TeXnicCenter tapi yang bisa dipakai di Linux.


Update 4 Mei 2007

Pada langkah 6 di atas, jika saya menjalankan perintah tersebut Linux hanya akan menggunakan konfigurasi tersebut pada session aktif saja. Ketika sistem restart, Linux akan kembali membaca ke konfigurasi awal (/usr/bin/latex). Jadi supaya Linux tetap menjalankan LaTeX yang ada di /home/tedy/texlive/2007/bin/i386 maka perintah pada langkah 6 tersebut perlu dimasukan ke dalam file ~/.bashrc yang ada di dalam /home. Masukkan baris berikut ini ke dalam file ~/.bashrc :
PATH=/home/tedy/texlive/2007/bin/i386-linux:$path;
export PATH;

Wednesday, May 2, 2007

Tidak Ada TV

Sudah beberapa minggu ini televisi fasilitas kos rusak. Awalnya gambarnya mulai bergaris-garis. Kemudian minggu lalu remote controlnya ikut-ikutan mati. Jadi hanya bisa menyaksikan Trans7 saja (Tukul saja yang bisa ditonton..ha..ha..ha..). Hari ini oleh pengurus kos, TVnya dibawa pergi entah kemana. Mungkin diperbaiki mungkin juga cuma disimpan supaya penghuni kos merasa TVnya sedang diperbaiki :( . Harus beli TV sendiri kalau terus menerus tidak ada TV seperti sekarang ini (mode konsumtif hampir saja ON, sayang baterenya belum dicharge, powernya tidak ada alias belum ada dana.. :D ).

Update :
Akhirnya malam ini sudah ada TV lagi.... :D

Busway Meledak

Hari ini di hangar busway Pulogadung terjadi 2 kali ledakan (Detik.com). Empat orang terluka akibat ledakan tersebut. Diduga ledakan dipicu oleh hubungan arus pendek pada sebuah busway yang sedang diperbaiki. Ledakan mengakibatkan sebuah busway terbakar. BBG tidak amankah?

Buka File CHM

Tadi saya belajar 1 hal lagi di Ubuntu (dapat dari sini), yaitu cara menginstal program untuk membuka file CHM (compiled HTML). Cara yang tadi saya dapat adalah dengan perintah berikut ini :

$ apt-get install xchm
Hal lain yang saya baru tahu adalah perintah apt-get install hanya membaca dari file /etc/apt/sources.list.

Baca Partisi Windows Dari Ubuntu

Hal lain yang saya pelajari dari Ubuntu adalah cara mengakses partisi milik Windows (karena saya menginstal Ubuntu dual boot dengan Windows) yang berjenis NTFS. Ubuntu setahu saya tidak menggunakan sistem auto mount untuk partisi Windows yang ada di dalam harddisk. Perlu ada sedikit utak-atik di file fstab . Setelah bertanya kepada Google saya memperoleh jawabannya di : http://ubuntuforums.org/showthread.php?p=685273.

Langkah-langkah untuk mengakses partisi NTFS milik Windows adalah seperti berikut ini :

  1. Buat backup dari file fstab dengan menggunakan perintah :
    $ sudo cp /etc/fstab /etc/fstab_backup
  2. Buka file fstab dengan menggunakan GEdit dengan perintah :
    $ sudo gedit /etc/fstab
  3. Ganti baris yang menyatakan partisi NTFS dengan baris berikut :

    /dev/hda5 /media/windows ntfs nls=utf8,umask=0222 0 0

  4. Perintah di atas adalah contoh jika partisi NTFS yang akan diakses adalah /dev/hda5 dan akan dimount ke direktori /media/windows. Refresh konfigurasi dengan perintah :
    $ sudo mount -a
  5. Restart PC dan secara otomatis Ubuntu akan mounting partisi NTFS tersebut.

Tuesday, May 1, 2007

Lagi, Penyalahgunaan Senjata Api

Hari ini di Detik.com saya membaca berita tentang polisi yang menembak istrinya sendiri. Seorang istri yang menuduh suaminya selingkuh, harus menerima peluru menembus pipinya. Berawal dari SMS di ponsel si polisi ini (Briptu Deni Bagus Hariyono), sang istri (Vita Puspita) menuduh suaminya selingkuh. Cekcok berujung pada penembakan. Tulang pipi, rahang, dan langit-langit mulut wanita ini hancur ditembus peluru. Naas, menyedihkan.

Katanya, awalnya Briptu Deni hanya ingin menggertak istrinya yang terus menyudutkannya dengan banyak pertanyaan. Niat menggertak malah dengan tak terduga pistol revolvernya meletus. Naas nasib si istri yang tepat di depan pistol, mukanya menjadi sasaran tembak. Masih untung (orang Jawa kan paling sering mencari "untung" dari segala kejadian :D ) Vita tidak tewas. Nyawanya selamat dan saat ini masih dirawat di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya.

Rasanya baru kemarin, tragedi penembakan Wakapolwiltabes Semarang - Lilik Purwanto - oleh Briptu Hance eh sekarang muncul lagi berita miring tentang penyalahgunaan senjata api oleh anggota kepolisian. Belum ikut tes psikologikah Briptu Deni ini sampai berani mengancam istrinya dengan senjata api? Padahal pasca terjadinya penembakan Wakapolwiltabes Semarang, kepolisian di daerah banyak melakukan penarikan dan pemeriksaan ulang atas kelayakan diri personelnya untuk memegang senjata api. Tes psikologi pun digelar, tapi apakah hal itu belum mampu menyentuh akar masalahnya, sampai-sampai muncul lagi kejadian penyalahgunaan senjata api ini.

TeXLive Di Linux

Tadi saya mencoba menginstal LaTeX di Ubuntu. Instalasi dilakukan dengan menggunakan CD TeXLive 2005. Sangat berbeda nuansanya menginstal LaTeX di Windows yang tinggal klik sana sini dibandingkan dengan proses instalasi di Linux yang serba command line. Lihat tampilan ketika proses instalasi dimulai.

latexubuntu1

Jauh berbeda dengan tampilan proses instalasi LaTeX di Windows seperti sudah pernah saya muat di sini. Cara instalasi TeXLive 2005 di Linux adalah dengan command seperti berikut ini :

$ mount -t iso9660 /dev/cdrom /mnt/cdrom
$ cd /mnt/cdrom
$ sh install-tl.sh
Ketika ketiga perintah di atas dijalankan, command-command yang akan muncul adalah seperti pada Gambar di atas. Untuk menggunakan setting defaultnya dan langsung menjalankan proses instalasi, ketik I dan 'Enter'. Proses instalasi berlangsung, saya pun tidur...ha..ha..ha.. :D (maklum sudah lewat jam 4 pagi ). Bangun jam 10 pagi, proses instalasi sudah selesai seperti ini tampilannya :

latexubuntu2

DVD Di Ubuntu

Untuk memutar DVD di Ubuntu ada aplikasi Totem Media Player. Sayang default instalasi Ubuntu 5.10 yang saya pakai belum menyertakan codec untuk format DVD. Setelah tadi sukses menginstal codec untuk MP3, tadi saya mencoba-coba instalasi codec untuk DVD.

Membaca-baca forum Ubuntu Indonesia ada thread yang membahas soal ini. Saya kemudian mengikuti saran dari mesingiling saya mulai ikuti langkah-langkahnya. (Ternyata semua informasi tersebut dapat juga didapat di http://easylinux.info/wiki/Ubuntu; maklum pemula belum tahu banyak :D ).

Dari 11 langkah yang disarankan saya hanya bisa menjalankan 6 di antaranya, yaitu :

$ sudo apt-get install gstreamer0.8-plugins
$ sudo apt-get install gstreamer0.8-ffmpeg
$ sudo apt-get install sox
$ sudo apt-get install ffmpeg
$ sudo apt-get install vorbis-tools
$ gst-register-0.8
Langkah yang lain tidak bisa dijalankan. Tapi keenam langkah di atas pun membutuhkan adanya koneksi internet, karena harus mengambil package dari servernya Ubuntu. Setelah menjalankan 6 langkah di atas, saya mencoba memasukan sebuah DVD film (saya ambil DVD favorit saya...serial Friends..he..he..) ke dalam drive dan sekarang Totem langsung otomatis bekerja. Jendela Totem terbuka dan film langsung mulai.

Sayang kenapa ya gambarnya tidak sejernih ketika saya nonton di Windows ya? Ya segitu dulu belajarnya, sudah jam 4 pagi rupanya. Boros juga belajar Ubuntu, download terus.

Update 2 Mei 2007
Saya hari ini mencoba instal Xine sebagai alternatif Totem Movie Player. Cukup mudah instalasinya, perintahnya seperti ini :
$ apt-get install xine-ui
$ aptitude install gxine
Lagi-lagi butuh koneksi internet untuk download sourcenya. Apakah semua Linux turunan Debian begini ya? Supaya player bisa mengenali format-format video yang dikenal di lingkungan Windows, saya instal w32codecs. Ambil sourcenya di sini ; setelah download diinstal dengan perintah :
$ sudo dpkg -i w32codecs_20061022-0.0_i386.deb

Blog Archive